Rabu, 09 Juni 2010

PS.ELIATHA - Lahir Kembali

2. LAHIR KEMBALI

Paduan Suara Eliatha dalam kurun waktu sekitar 20 tahun seolah olah telah mati, karena memang secara organisasi sudah tidak ada, hanyut didalam perubahan waktu dan para anggotanya terbang hilang mengikuti kesibukan masing masing. Namun sebenarnya didada masing masing mereka telah tertanam suatu pengalaman yang paling indah didalam pelayanan mereka kepada Tuhan bersama dalam PS Eliatha, dan ini yang tak pernah hilang.
Sampai pada suatu saat, suatu hari ditahun 1993 mucul gagasan diantara beberapa eks anggota PS Eliatha yang berdomisili di kota Semarang untuk menyelenggarakan “Reuni” bagi seluruh eks anggota PS Eliatha. Gayung besambut, begitu diumumkan, datang sambutan yang luar biasa. Segera dibentuk Panitia Reuni dan mengirimkan Surat Pendaftaran ke setiap orang eks anggota PS Eliatha yang bisa dihubungi bukan saja yang bedomisili di Semarang tetapi juga yang berdomisili tersebar di kota kota lain di pulau Jawa diantaranya : Jakarta, Bandung , Surabaya, Jogja. Solo, Magelang, Ambarawa, Kudus, Pekalongan, Tegal, Cirebon, Indramayu dan Purbalingga. Ada juga yang berdomisili di luar Jawa yaitu di Jambi. Bahkan beberapa orang yang berada di luar negeripun dikontak diantaranya di Amerika, Belgia, Swiss dan Australia.
Menjadi kebanggaan tersendiri, ternyata sebagian besar eks anggota Eliatha ini di gereja dimana sekarang mereka masing masing sebagai anggota tetap aktif di Paduan Suara, dan sebagian besar mereka tetap setia memilih GKI dikota masing masing dimana mereka berdomisili. Ini pula yang menjadikan kemudahan untuk saling mengontak dan berhubungan.
Gagasan reuni akhirnya terwujud pada tanggal 30 – 31 Desember 1993, bertempat di gereja GKI Karangsaru Semarang, dihadiri sekitar 150 orang. Penuh keharuan, penuh kegembiraan dan keceriaan wajah wajah yang lama tidak saling bertemu, luapan kerinduan dan kenang kenangan puluhan tahun yang lalu di tempat yang sama, dimana mareka sama sama melayani dalam suka dan duka. Mereka saling berpelukan, bersalaman, bercerita dan diselingi canda tawa, saling bernostalgia. Tubuh mereka umumnya sudah berubah, tidak lagi seperti saat mereka masih remaja/pemuda, Yang pria banyak yang berubah menjadi gembrot , gendut tidak ceking kurus lagi, mungkin karena sekarang mereka punya uang sendiri, jadi banyak makan, demikian juga dengan kaum wanitanya tidak lansing seperti dulu lagi. Namun walau tubuh dan wajah mereka agak berubah dimakan zaman, mereka tetap saling mengenal satu sama lain. Mereka sebagian besar telah berkeluarga dan berputera, sebagian dari mereka, anta 7 – 8 pasangan adalah cinlok. Profesi mereka bermacam macam, ada yang menjadi pengusaha, sebagai karyawan, dokter, Pengerja gereja, Pendeta dan lain lain, kalau dulu mereka sebagian besar adalah siswa sekolah. Acara Reuni selain Kebaktian bersama, juga menyanyi bersama lagu lagu yang dulu pernah dinyanyikan, salah satu lagu yang kemudian dijadikan “Lagu Wajib PS Eliatha” yaitu lagu “KemurahanNya Yesus”, setiap anggota Eliatha wajib hafal lagu tersebut, kata katanya demikian :

KemurahanNya Yesus teramat heranlah
Tak dapat ku cerita tak dapat ku puja.
Susahku ditanggungNya dan aku bebaslah
Sungguh kemurahanNya Yesus, heranlah
Ref.:
Kemurahan Yesus amat heran, melebihi dalam lautan
Melebihi gunung tak ada bandingan
KemurahanNya lah bagiku, lah bagiMu
Tinggi dalamnya tidak dapat terduga ,
Melebihi dosa dosaku, ya dosaku
Oo, besarkanlah nama Tuhan Yesus, gloria.

Acara Reuni telah berakhir, awal dari suatu “Kelahiran Kembali” bagi PS Eliatha telah dimulai, lalu apa yang akan dilakukan setelah ini ?, apakah reuni hanya merupakan suatu “moment” untuk bernostalgia saja ? Ternyata tidak !!

Dari Reuni yang ke I ini telah membuahkan hasil berupa cita cita :
1. Menggiatkan pelayanan bersama dalam bidang paduan suara.
2. Membentuk Yayasan yang bergerak dalam bidang sosial.
Namun dalam perjalanan waktu cita cita untuk membentuk Yayasan yang bertujuan utama untuk membantu diantara para anggota yang mengalami hambatan sampai sekarang belum terwujud. Sedangkan tekad untuk kembali bersama melakukan pelayanan dalam bidang paduan suara segera dimulai dengan latihan latihan. Sekitar 30-40 orang anggota yang khususnya berdomisili di Semarang ambil bagian dalam kegiatan ini(sebenarnya masih banyak yang lainnya namun kaena kesibukan dan alasan lainnya mereka tidak/belum bergabung), dan dimulailah dengan mengambil arsip lagu lagu lama . Tempat latihan berpindah pindah antara GKI Karangsaru, GKI Beringin, GKI Peterongan atau di salah satu rumah anggota, dan waktu latihanpun belum tetap. Begitu besar dukungan serta api tekad yang bernyala, bahkan ada sepasang suami istri dari kota Magelang yang datang untuk ikut berlatih dan menyanyi yaitu rekanYusup Wibowo dan istri.
Semangat pelayanan tercetus dari hasil reuni yang menjadi semboyan PS Eliatha yang dihayati oleh setiap anggotanya :
“ Tidak ada istilah mantan bagi anggota paduan suara Eliatha, kami akan tetap memuji Tuhan sampai kelak berada di surga. Dan disana kami kan ikut dalam paduan suara besar, yang terus bernyanyi dan memuliakan nama Tuhan untuk selama lamanya.”

Sebagai catatan, bahwa diantara anggota Eliatha ternyata ada yang menjadi pendeta yaitu Sdr. Stefanus S.T., sebagai pendeta emeritus GKI Tegal. Beberapa orang menjadi istri pendeta, diantaranya : Ibu Tan Sian Lan sebagai istri Pdt.Emrt. A.L. Bintarto GKI Pekalongan , Ibu Elka Mellyana Subianto, istri Pdt.(Emrt) Jonathan Subianto GKI Samanhudi dan Ibu Rebecca Kusuma istri seorang pendeta salah satu gereja di Indramayu.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar